Beranda Hadits Ayat dan Hadits tentang Kerja Keras

Ayat dan Hadits tentang Kerja Keras

0
ayat dan hadits tentang kerja keras

Islam menuntun umatnya untuk bekerja keras. Bukan agama yang menjadikan pemeluknya hanya beribadah ritual lalu tidak bekerja. Bukan pula agama yang membuat manusia malas berusaha.

Banyak ayat dan hadits tentang kerja keras. Mulai dari yang memotivasi hingga menunjukkan keutamaan kerja keras. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat juga menunjukkan keteladanan yang luar biasa dalam kerja keras dan berjuang hingga umat Islam menjadi pembangun peradaban dan meraih kejayaan.

Berikut ini beberapa ayat tentang kerja keras. Mulai dari ayat yang memotivasi untuk bekerja hingga ayat yang memerintahkan untuk kembali bekerja setelah shalat Jumat.

Ayat tentang Kerja Keras

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)

Surat At Taubah ayat 105 ini menjadi jawaban mengapa kita harus kerja keras. Yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melihat setiap amal atau pekerjaan kita. Lalu Allah akan memperlihatkan pekerjaan itu dan memberikan balasan atas apa yang kita kerjakan.

Buya Hamka menjelaskan, amal adalah pekerjaan, usaha, perbuatan, dan keaktifan hidup. Maka selain beribadah, orang yang beriman juga harus bekerja dan berusaha.

“Allah melarang kita malas dan membuang-buang waktu,” tegas Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar.

Ayat tentang Kerja Keras Berbasis Bakat

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا

Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS. Al Isra: 84)

Menurut Buya Hamka, ayat ini juga terkait dengan Surat At Taubah ayat 105. Beliau menjelaskan, selain beribadah, orang yang beriman juga harus bekerja dan berusaha. Terutama sesuai dengan bakat dan kemampuannya sebagaimana Surat Al Isra’ ayat 84 ini.

“Bekerjalah menurut bakat itu, tidak usah dikerjakan pekerjaan lain yang bukan tugas kita supaya umur tidak habis percuma,” terang Buya Hamka.

Ayat tentang Kerja Keras pada Hari Jumat

Sebagian orang menyangka bahwa hari Jum’at adalah hari khusus untuk beribadah. Atau harus libur bekerja pada hari Jumat. Padahal, Allah Subhanahu wa Ta’ala justru memerintahkan orang-orang beriman untuk bertebaran ke penjuru bumi untuk mencari rezeki setelah mereka menunaikan shalat Jum’at. Sebagaimana firman-Nya:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumu’ah: 10)

Baca juga: Ali Imran 159 Arti Perkata

Hadits tentang Kerja Keras

Selain ada ayat-ayat tentang kerja keras, ada pula hadits-hadits tentang kerja keras. Bahkan jumlahnya sangat banyak. Misalnya hadits yang menunjukkan bahwa penghasilan terbaik adalah hasil kerja sendiri.

مَا كَسَبَ الرَّجُلُ كَسْبًا أَطْيَبَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَمَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَخَادِمِهِ فَهُوَ صَدَقَةٌ

Tidak ada seorang pun yang berusaha mencari penghasilan yang lebih baik daripada hasil kerja tangannya sendiri. Dan apa saja yang dibelanjakan oleh seseorang untuk dirinya, keluarganya, anaknya, dan pembantunya, maka itu menjadi sedekah. (HR. Ibnu Majah; shahih)

Hadits tentang kerja keras ini juga menunjukkan, dengan bekerja, seorang muslim bisa memberikan nafkah kepada istri, anak, keluarga, dan pembantunya. Seluruh nafkah itu menjadi sedekah baginya. Apalagi jika dengan kerja keras ia mendapatkan lebih banyak penghasilan untuk zakat dan berinfak, tentu pahalanya akan menjadi lebih banyak.

Hadits  Bekerja Lebih Baik dari Meminta-minta

Pernah seorang laki-laki Anshar menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia mengadukan kemiskinannya dan meminta sesuatu untuk mencukupi kebutuhannya. Namun, Rasulullah melihat laki-laki ini sebenarnya kuat untuk bekerja.

“Apakah engkau memiliki sesuatu di rumah?”

“Ya, saya punya kain untuk alas duduk dan sebuah wadah untuk minum.”

“Bawalah kemari,” pinta Rasulullah.

Setelah laki-laki itu kembali dengan membawa barangnya, Rasulullah melelangnya kepada para sahabat. Laku dua dirham.

“Belilah makanan untuk keluargamu dengan satu dirham. Sedangkan satu dirham lainnya belikan kapak lalu bawa kapak itu kemari.”

Satu masalah selesai. Keluarganya bisa makan. Kapak juga sudah di tangan. Ia kembali menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

“Pergilah ke lembah, carilah kayu bakar dan juallah.”

Dua pekan kemudian, laki-laki tersebut menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa uang 10 dirham. Rasulullah senang melihatnya lalu bersabda, “Hal itu lebih baik bagimu daripada meminta-minta.”

Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِىَ بِحُزْمَةِ الْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ

Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa ‎utas tali, lalu ia kembali dengan memikul ‎seikat kayu bakar dan menjualnya sehingga dengan hasil itu Allah ‎mencukupkan kebutuhan hidupnya. Itu lebih baik baginya daripada ‎meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberinya ataupun ‎tidak. (HR. Bukhari)

Hadits Kerja Keras Bisa Jadi Manusia Terbaik

Dengan bekerja keras, berarti seseorang telah bersyukur atas potensi yang Allah berikan kepadanya. Dengan bekerja keras, ia bisa lebih bermanfaat untuk sesama manusia. Dan dengan kemanfaatan itu, dirinya semakin baik di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعَهُمْ لِلنَّاسِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia. (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni, dan As-Suyuthi; hasan)

Hadits Kerja Keras Dicintai Allah

Memberikan kemanfaatan kepada orang lain dengan kerja keras juga merupakan hal yang Allah cintai. Orang yang paling bermanfaat bagi orang lain merupakan orang yang paling Allah cintai.

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعَهُمْ لِلنَّاسِ

Manusia yang paling Allah cintai adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia. (HR. Thabrani; hasan)

Hadits Makanan Terbaik Hasil Kerja Sendiri

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

Tidak ada seorang pun yang memakan suatu makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil pekerjaan tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabiyullah Dawud dahulu makan dari hasil pekerjaan tangannya. (HR. Bukhari)

Baca juga: Al Baqarah Ayat 83 Arti Perkata

Hadits Pekerjaan Terbaik

قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan semua pekerjaan yang baik.” (HR. Hakim; shahih lighairihi)

Hadits Pekerjaan Paling Utama

قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang pekerjaan yang paling utama, beliau menjawab, “Perniagaan yang baik dan pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri.” (HR. Thabrani dan Baihaqi; shahih lighairihi)

Baca juga: Al Maidah Ayat 32 Arti Perkata

Hadits Kerja Keras Fi Sabilillah

مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ، فَرَأَى أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جِلْدِهِ وَنَشَاطِهِ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ: لَوْ كَانَ هَذَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”إِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيرَيْنِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَإِنْ كَانَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ يُعِفُّهَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ رِيَاءً وَمُفَاخَرَةً فَهُوَ فِي سَبِيلِ الشَّيْطَانِ

Ada seorang laki-laki yang lewat di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat kerja keras dan semangatnya. Mereka lantas berkata, “Wahai Rasulullah, seandainya itu dilakukan di jalan Allah?”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika ia keluar untuk bekerja demi anak-anaknya yang masih kecil, maka ia di jalan Allah. Jika ia keluar untuk bekerja demi dua orang tuanya yang sudah tua renta, maka ia di jalan Allah. Jika ia keluar untuk bekerja agar tidak meminta-minta, maka ia di jalan Allah. Sedangkan jika ia keluar untuk bekerja karena riya’ dan bangga diri, maka ia di jalan syetan.” (HR. Thabrani; shahih lighairihi)

Semoga ayat dan hadits tentang kerja keras di atas semakin memotivasi kita untuk meningkatkan kerja keras yang dasarnya adalah ikhlas mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. [Muchlisin BK/Tarbiyah]