Beranda Suplemen Ramadhan Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan Penuh, Begini Caranya

Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan Penuh, Begini Caranya

0
niat puasa ramadhan satu bulan penuh

Tidak sah sebuah ibadah tanpa niat. Demikian pula puasa Ramadhan. Untuk menyiasati jika suatu hari terlupa, bolehkah niat puasa Ramadhan satu bulan penuh? Bagaimana caranya?

Meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama apakah niat itu termasuk syarat atau rukun ibadah, seluruh ulama sepakat bahwa tanpa niat, ibadah menjadi tidak sah. Setiap ibadah harus disertai dengan niat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedudukan Niat Puasa Ramadhan

Niat puasa Ramadhan merupakan rukun pertama yang membedakannya dari menahan lapar biasa, diet atau puasa sunnah. Niat ini harus kita lakukan di malam hari sebelum terbit fajar.

مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ

Barangsiapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka puasanya tidak sah. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An Nasa’i; shahih)

Prof Dr Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, tidak seperti shalat yang niatnya harus tepat di awalnya, niat puasa Ramadhan pada malam hari tetap dianggap sah dan niat tidak disyaratkan harus berbarengan dengan terbitnya fajar. Bahkan menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan berbarengan dengan terbitnya fajar tidak sah.

Karena sulitnya menepatkan niat puasa menjelang terbitnya fajar, maka boleh niat puasa Ramadhan pada malam hari dan boleh pula berniat pada waktu sahur.

Menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan tidak bisa diwakili dengan makan sesuatu pada saat sahur kecuali jika saat makan sahur terbetik dalam pikirannya bahwa besok akan berpuasa. Sedangkan menurut madzhab Hanafi, niat puasa Ramadhan bisa diwakili dengan makan sahur kecuali jika saat makan itu berniat bukan untuk berpuasa.

Baca juga: Panduan Sukses Ramadhan

Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan Penuh

Syaikh Abdurrahman Al Juzairi menjelaskan dalam Fikih Empat Madzhab, menurut madzhab Syafi’i, Hanbali, dan Hanafi, niat puasa Ramadhan harus diperbarui setiap hari puasa, pada malam hari sebelum tiba waktu fajar. Sedangkan menurut madzhab Maliki, niat puasa Ramadhan cukup sekali di awal asalkan tidak terpotong sakit atau safar yang mengakibatkan tidak puasa.

Jadi, memang ada niat puasa Ramadhan satu bulan penuh yang merupakan pendapat madzhab Maliki. Bagaimana lafadz niatnya? Menurut madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sedangkan banyak ulama dari mazhab lainnya berpendapat bahwa boleh melafadzkan niat. Bahkan Prof Dr Wahbah Az Zuhaili  dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.

Lafadz Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan Penuh

Nah, bagi yang mengikuti pendapat bolehnya niat puasa Ramadhan satu bulan penuh kemudian mengikuti pendapat melafadzkan niat, berikut ini lafadz niat puasa Ramadhan satu bulan penuh lengkap tulisan Arab beserta tulisan latin dan terjemahnya.

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma jamii’i syahri romadhoona hadzihis sanati fardlon lillaahi ta’aala)

Artinya:
Aku niat puasa sepanjang bulan Ramadhan tahun ini fardhu karena Allah Ta’ala.

bacaan niat puasa ramadhan satu bulan penuh

Lafadz Niat Puasa Ramadhan Harian

Untuk niat puasa Ramadhan harian, berikut ini lafadznya dalam bahasa Arab, tulisan Latin, dan terjemah bahasa Indonesia.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhisy syahri romadhooni hadzihis sanati lillaahi ta’aala)

Artinya:
Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.

niat puasa ramadhan harian

Tentu saja yang lebih aman adalah pendapat jumhur ulama, yakni niat puasa Ramadhan setiap hari. Ada pun melafadzkan atau tidak, memang terjadi khilafiyah. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]