Beranda Kisah Ketika Nafsu Menggoda, Ini yang Umar bin Khattab Lakukan

Ketika Nafsu Menggoda, Ini yang Umar bin Khattab Lakukan

0
ketika nafsu menggoda umar bin khattab

Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah sahabat ternama yang zuhud dan bertaqwa. Ia juga seorang yang tegas dan kuat sehingga musuh-musuh takut kepadanya. Bahkan, setan pun takut kepada Umar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai keutamaan Umar ini:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يُفَرِّقُ مِنْ عُمَرِ بْنِ الْخَطَّابِ

Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar. (HR. Ibnu ‘Asakir dari ‘Aisyah)

Sebagian ulama menyebut bahwa setan takut kepada Umar karena kekokohan iman beliau dan ketegasannya soal kebenaran.

Kendati setan takut kepadanya, bukan berarti Umar tidak menghadapi godaan. Kalau pun setan lari darinya, masih ada nafsu yang menggodanya. Yang luar biasa adalah bagaimana mujahadah Umar bin Khattab menghadapi godaan nafsu tersebut.

Suatu ketika, sahabat yang bergelar Al-Faruq ini memanggil penduduk Madinah ke Masjid Nabawi. “Ash-shalatu jaami’ah.”

Ketika semua orang sudah berkumpul, amirul mukminin ini lantas naik mimbar. Usai memuji Allah dan membaca shalawat Nabi, Umar berkata, “Sungguh kalian melihatku merawat beberapa bibi dari Bani Makhzum kemudian mereka memberikan kepadaku beberapa tangkup kurma dan kismis sehingga aku bisa bertahan beberapa hari.”

Setelah itu Umar turun dari mimbar. Abdurrahman bin Auf segera menyambutnya. “Wahai Amirul mukminin, mengapa engkau menghinakan dirimu sendiri di hadapan banyak orang?”

“Tidak begitu, wahai Ibu Auf,” jawab Umar. “Sungguh ketika aku menyendiri, nafsuku berbisik kepadaku, ‘Engkau adalah amirul mukminin. Siapa lagi orang yang lebih mulia dibandingkan dirimu?!’ Oleh karena itu, aku sengaja menghinakan nafsuku agar ia mengakui kerendahan dan kehinaannya.”

Masya Allah, demikian luar biasanya Umar bin Khattab menjaga kebersihan hati dan melawan nafsunya sendiri.

Baca juga: Bahaya Syirik

Metode yang Umar lakukan ini kemudian juga diamalkan oleh sebagian ulama. Ada seorang ulama pengasuh pesantren yang terkenal di daerahnya dan dimuliakan oleh seluruh santrinya. Tengah malam, ketika semua orang tertidur, ia pergi ke toilet santri. Lalu ia membersihkan toilet-toilet tersebut.

Sekian lama Sang Kiai mengerjakan hal itu. Hingga suatu hari ada santri senior yang memergokinya. Ketika ditanya alasan membersihkan toilet, Sang Kiai menjelaskan bahwa terkadang nafsunya membisiki betapa mulia Sang Kiai yang masyarakat menanti ceramahnya dan para santri memuliakannya. Agar kesombongan itu tidak menguasai hatinya, ia sengaja merendahkannya dengan membersihkan toilet-toilet tersebut. [Muchlisin BK/Tarbiyah]