Sholat dhuha adalah sholat sunnah istimewa. Ia memiliki sejumlah keutamaan luar biasa. Bagaimana doa setelah sholat dhuha?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu agar menjadikan sholat dhuha sebagai amal harian.
أَوْصَانِى خَلِيلِى – صلى الله عليه وسلم – بِثَلاَثٍ صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ
“Kekasihku –Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan sholat dhuha dua raka’at dan sholat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)
Doa Setelah Sholat Dhuha
Sebenarnya, tidak ada doa khusus yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah selesai sholat dhuha. Kita tidak akan menemukannya dalam kitab-kitab ternama terkemuka baik dalam Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fikih Empat Madzhab maupun Fiqih Manhaji mazhab Imam Syafi’i.
Boleh bagi seorang muslim berdoa secara umum dengan doa apapun yang baik setelah sholat dhuha. Ada satu doa sholat dhuha yang sangat populer, yaitu:
(Allohumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Allohumma in kaana rizqii fis samaa-i fa-anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa in kaana mu’assiron fayassirhu, wa in kaana harooman fathohhirhu, wa in kaana ba’iidan faqorribhu, bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wajamaalika wa quwwatika wa qudrotika, aatinii maa aataita ‘ibaadakash shoolihiin)
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”
Doa ini bukanlah berasal dari hadits Nabi. Doa ini dicantumkan oleh Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan disebutkan pula oleh Ad Dimyathi dalam I’anatuth Thalibiin.
Bacaan doa ini adalah pengakuan bahwa segala keunggulan dan kebaikan di dunia ini adalah milik Allah semata. Manusia tidak memiliki apa pun dan pada hakikatnya tidak kuasa atas apa pun. Melalui doa ini, seorang hamba minta rezeki hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan permintaan penuh harap.
Ia juga meminta sebagaimana yang Allah berikan kepada orang-orang shalih. Bahkan ini adalah inti doa sholat dhuha tersebut. Yakni minta anugerah sebagaimana yang dianugerahkan kepada orang-orang shalih. Yakni keshalihah, ketaatan, ketaqwaan, dan keberkahan.
Baca juga: Adab Membaca Al Quran
Boleh Doa Apapun Setelah Sholat
Meskipun doa tersebut bukan berasal dari hadits Nabi, boleh-boleh saja seseorang membacanya dan membaca doa lainnya sesudah sholat dhuha asalkan baik. Bahkan, diperbolehkan pula berdoa dengan bahasa Indonesia sekiranya tidak bisa bahasa Arab. Karena itu doa di luar sholat.
Ada pun di dalam sholat, maka kita harus mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana sabda beliau:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
“Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sehingga ketika membaca Surat Al Fatihah dan doa-doa lain yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita tidak boleh menggantinya dengan bahasa lain.
Demikian doa setelah sholat dhuha. Intinya, boleh berdoa dengan doa mana pun yang baik. Boleh pula berdoa dengan doa yang sudah populer sebagai doa sholat dhuha di atas. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK ~ Tarbiyah]