Beranda Hadits Arti Shodiqul Masduq pada Hadits ke-4 Arbain Nawawi

Arti Shodiqul Masduq pada Hadits ke-4 Arbain Nawawi

0
shodiqul masduq

Pada hadits ke-4 Arbain Nawawi, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menyebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Shodiqul Masduq.  Apa arti shodiqul masduq?

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَهْوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَاللّٰهِ الَّذِى لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur lagi terpercaya, “Sesungguhnya penciptaan kalian dikumpulkan dalam rahim ibu sebagai nuthfah selama empat puluh hari, lalu menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama itu pula, kemudian menjadi mudhgah (segumpal daging) selama itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan mencatat empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya, dan sengsara atau bahagianya.

Demi Allah yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dia dengan surga tinggal sehasta. Namun suratan takdirnya telah ditentukan, lalu dia melakukan perbuatan ahli neraka maka dia pun masuk neraka.

Dan sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dia dengan neraka tinggal sehasta. Namun suratan takdirnya telah ditentukan, lalu dia melakukan perbuatan ahli surga maka dia pun masuk ke surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Arti Ash-Shodiq

Pada hadits tersebut, Ibnu Mas’ud menggunakan istilah ash-shodiqul masduq (الصادق المصدوق). Biasanya, penerjemah mengartikannya dengan orang yang jujur lagi terpercaya.

Shodiqul masduq (الصادق المصدوق) terdiri dari dua kata, yakni ash-shoodiq (الصادق) dan al-mashduuq (المصدوق).

Ash-shoodiq (الصادق) berasal dari akar kata shodaqo (صدق) yang berarti benar, jujur. Fi’il madhi-nya adalah shodaqo (صدق) yang artinya dia telah berkata benar (jujur). Sedangkan isim fa’il-nya adalah shoodiqun (صادق) yang artinya orang yang benar (jujur), mengikuti wazan faa’ilun (فاعل).

Dari kata shoodiqun (صادق) ini kemudian ditambah alif lam menjadi bentuk makrifat ash-shoodiqu (الصادق) yang artinya sang benar, sang jujur.

Syekh Musthofa Dieb Al-Bugho dan Syekh Muhyidin Mistu menjelaskan dalam Al-Wafi:

الصَّادِقُ: فِي جَمِيعِ مَا يَقُولُهُ؛ إِذْ هُوَ الحَقُّ الصِّدْقُ الْمُطَابِقُ لِلْوَاقِعِ

Jujur: Yakni apapun yang beliau sabdakan adalah benar karena sesuai dengan realita.

Baca juga: Materi Tarbiyah

Arti Al-Masduq

Al-mashduuq (المصدوق) juga berasal dari akar kata shodaqo (صدق) yang berarti benar, jujur. Fi’il madhi-nya adalah shoddaqo (صدّق) yang artinya dia telah membenarkan. Sedangkan isim maf’ul-nya adalah mushoddaqun (مصدّق) yang artinya orang yang dibenarkan, mengikuti wazan mufa’alun (مفعّل).

Tapi mengapa menjadi masduuqun (مصدوق) bukan mushoddaqun (مصدّق)? Menurut ulama lughah, ada dua pendapat:  

  1. Masduuqun (مصدوق) merupakan bentuk isim maf‘ul ghair muwaafaq lil-wazan, maksudnya bukan bentuk standar dari wazan mufa’alun (مفعّل) tapi mengikuti pola maf’uulun (مفعول), lazim untuk fi‘il tsulatsi mujarrad, padahal fi‘il aslinya bentuk mazid.
  2. Ini termasuk bentuk syadz (tidak baku) yang dipakai dalam lisan Arab, menunjukkan bahwa Masduuqun (مصدوق) berarti “yang dibenarkan” meski bentuk bakunya mushoddaqun (مصدّق).

Dari kata masduuqun (مصدوق) ini kemudian ditambah alif lam menjadi bentuk makrifat al-mashduuq (المصدوق) yang artinya yang dibenarkan, yang dipercaya, atau terpercaya.

Syekh Musthofa Dieb Al-Bugho dan Syekh Muhyidin Mistu menjelaskan dalam Al-Wafi:

الْمَصْدُوقُ: فِيمَا يُوحَى إِلَيْهِ، لِأَنَّ الْمَلَكَ جِبْرِيلَ يَأْتِيهِ بِالصِّدْقِ، وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يُصَدِّقُهُ فِيمَا وَعَدَهُ بِهِ

Terpercaya: Yakni apapun yang diwahyukan kepada beliau adalah dapat dipercaya, karena sesungguhnya malaikat Jibril datang kepada beliau dengan membawa kebenaran, dan Allah—Maha Suci dan Maha Tinggi—membenarkannya dalam segala apa yang Dia janjikan kepadanya.

Karenanya tidak salah jika pada beberapa terjemahan hadits Arbain ke-4, shodiqul masduq artinya adalah jujur lagi terpercaya. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]

Exit mobile version