Selain shalat wajib 5 waktu, ada pula shalat-shalat sunnah yang menjadi ibadah nafilah. Salah satunya, sholat dhuha yang memiliki banyak keutamaan (fadhilah). Apa saja keutamaannya, bagaimana niat sholat dhuha dan tata caranya, serta kapan waktunya? Yuk kita bahas bersama.
Semua ulama sepakat bahwa shalat dhuha hukumya sunnah. Namun ada perbedaan mengenai perinciannya. Apakah ia sunnah muakkadah atau ghairu muakkadah. Sebagian ulama berpendapat, ghairu muakkadah karena Rasulullah mengerjakannya tidak setiap hari.
Namun, banyak ulama berpendapat sunnah muakkadah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkannya kepada Abu Hurairah sebagai ibadah rutin harian (amal yaumiyah).
Keutamaan Sholat Dhuha
Banyak keutamaan sholat dhuha yang kita dapatkan dari hadits-hadits Nabi. Apalagi faedahnya dari para ulama. Lebih banyak lagi. Karenanya sangat sayang kalau sampai kita tidak mendawamkan.
1. Amal Harian Wasiat Rasulullah
Rasulullah mewasiatkan tiga amal kepada Abu Hurairah. Salah satunya adalah sholat dhuha sebagai amal harian. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan:
أَوْصَانِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
Kekasihku –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan sholat dhuha dua raka’at, dan sholat witir sebelum tidur. (Muttafaq ‘alaih)
Dari hadits inilah para ulama menyimpulkan bahwa sholat dhuha hukumnya sunnah muakkadah. Hendaknya ia menjadi amal harian. Siapa yang mendawamkan, akan merasakan keutamaan dan manfaatnya.
2. Shalat Awwabin
Sholat dhuha adalah sholat awwabin. Yaitu sholatnya orang-orang yang kembali (bertaubat). Sholatnya orang-orang yang taat. Mengerjakan sholat ini setiap hari membuat seseorang tercatat sebagai orang yang taat.
Dalam hadits shahih riwayat Ibnu Khuzaimah, Abu Hurairah mengatakan:
أَوْصَانِي خَلِيْلِي بِثَلَاثٍ لَسْتُ بِتَارِكِهِنَّ أَنْ لَا أَنَامُ إِلَّا عَلَى وِتْرٍ وَأَنْ لَا أَدَعَ رَكْعَتِي الضُّحَى فَإِنَّهَا صَلَاةُ الْأَوَّابِيْنَ وَصِيَامُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ
Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan. (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih)
3. Senilai 360 Sedekah
Dalam sebuah hadits, Rasulullah menyebutkan bahwa sendi-sendi manusia berjumlah 360 buah. Setiap hari, semua sendi harus dikeluarkan sedekahnya. Artinya, dalam sehari minimal 360 sedekah. Jika kurang, ia berhutang. Setiap kebaikan termasuk dzikir adalah sedekah. Namun jika kesulitan memenuhi jumlah 360, dua rakaat sholat dhuha bisa menggantikannya.
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat. (HR. Muslim)
4. Mengundang Rezeki dan Kecukupan
Jika dua rakaat dhuha bernilai 360 sedekah, empat rakaatnya memiliki keutamaan mengundang rezeki dan kecukupan. Sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi:
يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)
5. Ghanimah terbanyak
Rasulullah menyebut shalat dhuha sebagai ghanimah terbanyak. Artinya, ia merupakan harta yang sangat berharga. Sebagaimana keutamaan keempat, keutamaan kelima ini juga terkait dengan rezeki.
مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ غَدَا إِلىَ الْمَسْجِدِ لِسَبْحَةِ الضُّحىَ، فَهُوَ أَقْرَبُ مَغْزىً وَأَكْثَرُ غَنِيْمَةً وَأَوْشَكُ رَجْعَةً
Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat. (HR. Tirmidzi dan Ahmad; hasan shahih).
6. Berpahala Haji dan Umroh
Ini keutamaan yang lebih besar lagi. Sebab pahalanya seperti pahala umroh yang sempurna. Bahkan seperti pahala haji. Bagaimana cara mendapatkannya? Rasulullah menjelaskan dalam sabdanya:
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
Barangsiapa mengerjakan shalat Subuh berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumrah secara sempurna. (HR. Thabrani; shahih lighairihi)
Baca juga: Jawaban Shalat Istikharah
Waktu Sholat Dhuha
Waktu shalat dhuha terbentang sejak matahari naik setinggi tombak hingga mendekati tengah langit. Yakni mulai sekitar 20 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur.
Waktu mulainya shalat dhuha ini bisa dilihat pada jadwal sholat di website Kementerian Agama (Kemenag). Kita akan mendapati waktu dhuha mulainya adalah sekitar 20 menit setelah matahari terbit.
Berikut ini jadwal sholat dhuha untuk Jakarta Pusat periode bulan Januari 2022:
1 Januari 2022 | 06.08 WIB |
2 Januari 2022 | 06.08 WIB |
3 Januari 2022 | 06.09 WIB |
4 Januari 2022 | 06.09 WIB |
5 Januari 2022 | 06.10 WIB |
6 Januari 2022 | 06.10 WIB |
7 Januari 2022 | 06.11 WIB |
8 Januari 2022 | 06.11 WIB |
9 Januari 2022 | 06.12 WIB |
10 Januari 2022 | 06.12 WIB |
11 Januari 2022 | 06.12 WIB |
12 Januari 2022 | 06.13 WIB |
13 Januari 2022 | 06.13 WIB |
14 Januari 2022 | 06.14 WIB |
15 Januari 2022 | 06.14 WIB |
16 Januari 2022 | 06.15 WIB |
17 Januari 2022 | 06.15 WIB |
18 Januari 2022 | 06.15 WIB |
19 Januari 2022 | 06.16 WIB |
20 Januari 2022 | 06.16 WIB |
21 Januari 2022 | 06.17 WIB |
22 Januari 2022 | 06.17 WIB |
23 Januari 2022 | 06.17 WIB |
24 Januari 2022 | 06.18 WIB |
25 Januari 2022 | 06.18 WIB |
26 Januari 2022 | 06.18 WIB |
27 Januari 2022 | 06.19 WIB |
28 Januari 2022 | 06.19 WIB |
29 Januari 2022 | 06.19 WIB |
30 Januari 2022 | 06.19 WIB |
31 Januari 2022 | 06.20 WIB |
Niat Sholat Dhuha
Niat, tempatnya di hati. Semua ulama sepakat soal ini. Sehingga, niat sholat dhuha tidak harus dilafadzkan.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menuliskan, jumhur ulama selain madzhab Maliki berpendapat melafadzkan niat hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat. Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mencontohkan dan mengajarkan.
Untuk Anda yang melafadzkan niat, lafadz niat sholat dhuha adalah sebagai berikut:
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ لِلَّهِ تَعَالَى
(Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini lillaahi ta’aalaa)
Artinya:
Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.
Tata Cara Sholat Dhuha
Tata cara sholat dhuha sama seperti sholat dua rakaat pada umumnya. Sebab pelaksanaan sholat dhuha adalah dua rakaat salam – dua rakaat salam. Berapa jumlah rakaatnya? Minimal dua rakaat. Terkadang Rasulullah mengerjakan empat rakaat, terkadang delapan rakaat. Sebagaimana hadits shahih riwayat Abu Dawud dari Ummu Hani’ radhiyallahu ‘anha.
Secara praktis, tata cara sholat dhuha adalah sebagai berikut:
- Niat
- Takbiratul ihram, lalu membaca doa iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al-Qur’an
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al-Qur’an
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
- Salam
Nah, demikian tata cara sholat dhuha. Setiap dua rakaat salam, diulang sampai bilangan rakaat delapan atau yang Anda kehendaki.
Baca juga: Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban
Doa Sholat Dhuha
Tidak ada doa sholat dhuha khusus yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan. Sehingga kita tidak menjumpainya dalam kitab-kitab hdits shahih. Demikian pula, tidak kita temui dalam kitab-kitab Fiqih seperti Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fikih Empat Madzhab maupun Fiqih Manhaji Madzhab Imam Syafi’i.
Ada satu doa sholat dhuha yang sangat populer, yaitu:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.
Doa ini ada dalam Syarh Al Minhaj karya Asy Syarwani dan I’anatuth Thalibin karya Ad Dimyathi.
Meskipun bukan berasal dari hadits Nabi, boleh-boleh saja membaca doa sholat dhuha tersebut. Boleh pula membaca doa lainnya yang penting isinya baik. Bahkan, boleh pula berdoa dengan bahasa Indonesia sekiranya tidak bisa bahasa Arab. Karena doa tersebut sudah di luar sholat selesai salam.
Bacaan Sholat Dhuha
Selain doa, terkadang ada pertanyaan terkait bacaan sholat dhuha. Bacaan surat apa setelah selesai Surat Al Fatihah? Tidak ada hadits shahih yang menjelaskan surat apa yang sunnah dalam shalat ini. Berbeda dengan sholat Jumat atau sholat Subuh yang ada hadits shahih menerangkan sunnahnya membaca surat tertentu karena Rasulullah mencontohkannya.
Bagaimana dengan pendapat yang menganjurkan rakaat pertama sholat dhuha membaca surat Asy Syams dan rakaat kedua membaca surat Adh Dhuha? Agaknya pendapat itu bersumber dari riwayat berikut ini:
صَلُّوْا رَكْعَتَى الضُّحَى بِسُوْرَتِيْهِمَا وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَالضُّحَى
Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha. (HR. Ad Dailami dari Uqbah bin Amr)
Menurut para ulama, hadits tersebut derajatnya dhaif. Bahkan menurut Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Jami’us Shaghir, hadits tersebut maudhu’ (palsu).
Jadi, tidak masalah bagi kita untuk membaca surat atau ayat manapun dari A- Qur’an dalam shalat dhuha, baik pada rakaat pertama maupun rakaat kedua. Sedangkan bacaan iftitah, ruku’, sujud, dan lain-lain sama seperti shalat lainnya, silakan baca artikel Bacaan Sholat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]