Ramadhan tahun ini harus lebih baik daripada Ramadhan tahun sebelumnya. Amal ibadah kita pada Ramadhan tahun ini harus lebih berkualitas sehingga kita mendapatkan keutamaannya dan menjadi pribadi taqwa.
Di antara faktor penting dalam mengoptimalkan Ramadhan adalah bagaimana persiapan kita. Ada empat persiapan menyambut Ramadhan yakni persiapan ruhiyah, persiapan fikriyah, persiapan jasadiyah, dan persiapan maliyah.
Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas persiapan ruhiyah menyambut Ramadhan. Kali ini, kita lanjutkan dengan persiapan fikriyah.
Apa Itu Persiapan Fikriyah?
Persiapan fikriyah adalah persiapan akal dan pemikiran. Agar Ramadhan kita efektif, kita perlu membekali diri dengan ilmu dan wawasan keislaman.
Sebelum Ramadhan tiba, bekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amal ibadah di bulan Ramadhan. Mulai dari wajibnya puasa Ramadhan, keutamaan puasa, serta fiqih puasa. Dari niat puasa Ramadhan hingga sunnah-sunnah dan hal yang membatalkannya. Juga ilmu terkait tarawih, i’tikaf, zakat, dan sebagainya.
Bentuk Persiapan Fikriyah
Persiapan fikriyah bisa kita lakukan dengan mengikuti majelis taklimnya para ulama, belajar kepada para habaib dan kiai. Ketika kita tidak mengerti tentang suatu masalah agama, tanyakan kepada ahlinya yakni para ulama. Sebagaimana firman-Nya:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
…maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS. An-Nahl: 43)
Kalau pun tidak bisa berguru langsung kepada para ulama (karena kesibukan waktu dan sebagainya), bacalah buku-buku karya para ulama yang telah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, Fiqih Puasa karya Dr. Yusuf Qardahawi, Fiqih Islam wa Adillatuhu karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Fathul Mu’in karya Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari, dan lain-lain.
Pentingnya Persiapan Fikriyah
Persiapan ilmu ini sangat penting sebagai salah satu persiapan menyambut Ramadhan. Sebab seperti nasihat Umar bin Abdul Aziz, beramal tanpa ilmu akan lebih banyak mendatangkan kerusakan daripada kebaikan.
Pemahaman ilmu syar’i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia difahamkan tentang (ilmu) agama. (Muttafaq ‘alaih)
Selain itu, Allah juga akan mengangkat derajat kita apabila kita terus menerus mencari ilmu. Sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat… (QS. Al-Mujadalah: 11)
Baca juga: Arti Surat Al Mujadalah Ayat 11 Perkata
Semoga Allah memudahkan kita membekali ilmu sebelum Ramadhan tiba dan memudahkan kita mencari ilmu kapan saja. Semoga dengan ilmu tersebut, Ramadhan kita lebih optimal dan berhasil membentuk kita menjadi hamba-Nya yang bertaqwa. [Muchlisin BK/Tarbiyah]