Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender hijriah. Terletak di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban. Apa saja amalan bulan Rajab dan bagaimana keutamaannya?
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, Rajab berasal dari kata tarjib (الترجيب) yang artinya ta’dhiim (التعظيم) yakni penghormatan atau pemuliaan. Merupakan bentuk jamak dari Arjab (أرجاب), Rijab (رجاب), dan Rajabat (رجبات).
Dari asal muasal nama ini, kita bisa mengetahui bahwa bulan Rajab layak mendapatkan perhatian, pemuliaan, dan penghormatan.
Mengapa Bulan Rajab Mulia?
Mengapa Rajab menjadi bulan yang terhormat dan layak mendapatkan perhatian dan pemuliaan? Sebab ia adalah salah satu bulan dari empat bulan haram (arba’atun hurum). Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah itu ada 12 bulan. Seluruhnya dalam ketetapan Allah di hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara (12 bulan) itu terdapat empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam bulan yang empat itu… (QS. At-Taubah : 36)
Empat bulan haram yang ayat ini maksudkan adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan dalam Tafsir-nya, bahwa sanksi berbuat dosa pada bulan-bulan haram jauh lebih berat daripada bulan-bulan lainnya, selain bulan suci Ramadhan. Sebaliknya, amal shalih di bulan-bulan haram pahalanya lebih besar daripada amal shalih pada bulan lainnya, kecuali Ramadhan.
“Sesungguhnya mengerjakan perbuatan zalim di bulan-bulan haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar dibandingkan melakukan perbuatan zalim di bulan-bulan lainnya,” kata Ibnu Katsir mengutip ucapan Ibnu Abbas.
“Amal shalih di bulan haram pahalanya lebih besar, dan kezaliman di bulan ini dosanya juga lebih besar dibanding di bulan-bulan lainnya, kendati kezaliman di setiap keadaan tetap besar dosanya.”
Amalan Sunnah Bulan Rajab
Bulan Rajab yang memiliki keistimewaan sebagai bulan haram. Yakni seluruh pahala amal shalih di dalamnya lebih besar daripada amal shalih yang sama pada bulan-bulan lainnya, kecuali Ramadhan. Karenanya, kita perbanyak amal-amal shalih pada bulan ini. Amal shalih di sini umum, baik berupa ibadah mahdlah maupun ibadah ghairu mahdlah.
Karenanya kita perbanyak ibadah mahdlah misalnya shalat sunnah. Setiap hari, kita upayakan bisa mengerjakan shalat sunnah rawatib. Selain sunnah rawatib, bisa kita rutinkan sholat dhuha. Lalu malamnya kita tunaikan sholat tahajud dan sholat witir.
Sedangkan untuk puasa sunnah, bisa kita perbanyak dengan menunaikan puasa ayyamul bidh. Lebih banyak lagi, biasa puasa Senin Kamis. Jika lebih kuat lagi, bisa puasa Daud.
Memperbanyak ibadah ghairu mahdlah misalnya kita lebih bersemangat membantu sesama, menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dan lain-lain. Secara khusus, jangan berperang. Termasuk dalam pengertian umum bermusuhan dengan sesama muslim.
Selain itu, ada doa yang biasa dipanjatkan sebagian ulama mulai bulan Rajab. Yakni memohon kepada Allah agar memberkahi kita pada bulan ini dan mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan.
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” (HR. Baihaqi dan Thabrani)
Derajat hadits tersebut dhaif menurut Syeikh Al-Albani. Namun, ada juga doa sejenis dengan matan berbeda dalam riwayat Ahmad.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan.” (HR. Ahmad)
Memang, kita tak boleh meyakini hadits dhaif sebagai sabda Rasulullah. Namun, banyak ulama yang memperbolehkan penggunaan hadits dhaif dalam fadhilah amal. Misalnya Imam Nawawi rahimahullah yang mencantumkan hadits dhaif dalam Riyadhus Shalihin, termasuk soal doa.
Bagaimana dengan Mandi Rajab dan Puasa Rajab?
Menjelang bulan Rajab, sering beredar pesan WhatsApp dan bertebaran juga media sosial, bahwa barangsiapa mandi keramas menyambut bulan Rajab dan berpuasa di dalamnya, maka hatinya tidak akan mati. Hatinya akan bersih bagaikan bayi serta dapat mengangkat 70 orang yang berdosa di akhir zaman.
Mandi awal bulan Rajab ini tidak ada dalilnya sama sekali. Bahkan hadits dhaif sekalipun, tidak ada. Demikian pula keutamaan tersebut, tidak ada hadits yang menjelaskannya.
Sedangkan untuk puasa sunnah, seperti penjelasan di atas, puasa sunnah tetaplah sunnah di bulan Rajab. Bahkan pahalanya semakin banyak, seperti kata Ibnu Abbas. Namun, puasa khusus sebulan penuh di bulan Rajab, tidak ada dalil yang menguatkannya.
Bagaimana jika puasa sunnah mutlak? Tidak ada larangan puasa sunnah mutlak. Misalnya selain puasa Senin Kamis dan ayyamul bidh juga puasa pada hari lain, tentu boleh dan pahalanya lebih besar daripada puasa sunnah mutlak di bulan lainnya selain bulan-bulan haram. Atau jika bisa puasa Daud (sehari puasa sehari tidak), juga menjadi amal shalih yang pahalanya lebih besar daripada di bulan lain selain bulan-bulan haram.
Semoga Allah memudahkan kita memperbanyak amal shalih pada bulan Rajab 2025 ini. Dan semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]