Surat Al-Baqarah Ayat 10 dan Artinya
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
< Al Baqarah ayat 9 | Al Baqarah ayat 11 > |
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 10
Tafsir Al-Muyassar
Di dalam hati mereka terdapat penyakit keragu-raguan dan kebohongan, lalu Allah menambah keraguan mereka itu dengan kebingungan, kebimbangan, dan kekalutan; karena balasan bagi kejahatan adalah kejahatan, dan imbalan bagi kebaikan adalah kebaikan.
Allah telah menyiapkan bagi mereka siksa yang pedih; di dunia dengan berbagai macam bala bencana, dan di akhirat dengan beraneka macam siksaan. Semua itu karena mereka telah mendustakan kebenaran, berdusta dalam ucapan, dan melakukan perbuatan buruk. Dan pangkal dari semua kesalahan-kesalahan mereka itu adalah kedustaan.
Tafsir Jalalain
“Dalam hati mereka ada penyakit” berupa keragu-raguan dan kemunafikan yang menyebabkan sakit atau lemahnya hati mereka. “Lalu ditambah Allah penyakit mereka” dengan menurunkan Alquran yang mereka ingkari itu. “Dan bagi mereka siksa yang pedih” yang menyakitkan “disebabkan kedustaan mereka.”
Yukadzdzibuuna dibaca pakai tasydid, artinya amat mendustakan, yakni terhadap Nabi Allah dan tanpa tasydid ‘yakdzibuuna’ yang berarti berdusta, yakni dengan mengakui beriman padahal tidak.
Tafsir Al-Wajiz
Di dalam hati mereka terdapat kerusakan akidah baik keragu-raguan dan kemunafikan ataupun kekufuran dan kedustaan. Kemudian Allah menambahkan penyakit lain pada (diri) mereka, yaitu dengki dan kebencian terhadap tingginya (derajat) kalam Allah, tetapnya kaidah Islam dan pertolongan (Allah) kepada orang-orang mukmin. Dan bagi mereka azab yang menyakitkan akibat kebohongan dan keangkuhan mereka dengan berpura-pura beriman.
Tafsir As-Sa’di
Firman-Nya, “dalam hati mereka ada penyakit.” Yang dimaksud dengan penyakit di sini adalah penyakit keraguan, syubhat, dan kemunafikan. Hal itu dikarenakan hati itu dihadapkan oleh dua penyakit yang menyebabkannya jauh dari kesehatannya dan kenormalannya, yaitu penyakit syubhat yang batil dan penyakit syahwat yang menjerumuskan.
Kekufuran, kemunafikan, keragu-raguan, dan semua bid’ah-bid’ah itu adalah penyakit-penyakit syubhat, sedangkan perzinaan, suka akan kekejian dan menyukai kemaksiatan serta melakukannya, adalah di antara penyakit-penyakit syahwat. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya” (QS. Al-Ahzab: 32) Yakni syahwat zina.
Dan orang yang selamat adalah orang yang diselamatkan dari kedua penyakit tersebut, hingga terwujudlah baginya keyakinan, keimanan, dan kesabaran dari setiap kemaksiatan lalu dia berjalan dalam pakaian-pakaian keselamatan.
Dan firman-Nya tentang kaum munafikin, “dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah menambah penyakitnya,” adalah sebuah penjelasan tentang hikmah Allah Ta’ala terhadap penentuan kemaksiatan atas pelaku-pelakunya dan bahwasanya hal itu disebabkan dosa-dosa mereka yang terdahulu. Allah menguji mereka dengan kemaksiatan yang terjadi kemudian yang mengakibatkan hukuman. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (QS. Al-‘An’am: 110)
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka.” (QS. As-Shof: 5)
“Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah: 125)
Maka hukuman bagi kemaksiatan adalah kemaksiatan setelahnya, sebagaimana balasan kebaikan adalah kebaikan setelahnya. Allah berfirman :
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk.” (QS. Maryam: 76)
< Sebelumnya | Surat | Berikutnya > |
Al Baqarah ayat 9 | Al Baqarah | Al Baqarah ayat 11 |