Zubair bin Awwam adalah sahabat yang mendapat gelar hawari Rasulullah. Mengapa Zubair bin Awwam mendapat gelar itu, bagaimana asal usulnya, dan apa artinya?
Zubair bin Awwam termasuk assabiqunal awwalun. Orang-orang pertama yang masuk Islam. Menurut sebagian ulama, ia masuk tujuh orang pertama yang masuk Islam. Ia masuk Islam pada usia 15 tahun menurut Syekh Khalid Muhammad Khalid. Menurut Syekh Mahmud Al-Mishri, Zubair masuk Islam pada usia 16 tahun. Sedangkan menurut Syekh Nizar Abadzah lebih muda lagi yakni pada usia 12 tahun.
Ayahnya bernama Awwam bin Khuwailid sedangkan ibunya adalah Shafiyah binti Abdul Muthalib. Jadi, Zubair bin Awwwam radhiyallahu ‘anhu adalah sepupu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan keponakan Bunda Khadijah radhiyallahu ‘anha.
Zubair memiliki tubuh yang sangat tinggi. Sejak muda, ia ahli berkuda. Juga seorang yang kuat dan pemberani. “Orang yang paling berani di antara kami adalah Zubair,” kata Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Kekuatan dan keberanian Zubair tercatat dalam sejarah Islam sejak periode Makkiyah. Ia ikut hijrah dua kali ke Habasyah. Ketika terjadi pemberontakan di negeri Raja Najasyi itu, dialah yang menunaikan misi mengamati jalannya peperangan dengan cara berenang menyeberang sungai Nil yang lebar. Padahal usianya paling muda di antara para muhajirin. Misi itu berhasil, Zubair membawa kabar kemenangan Raja Najasyi sesuai harapan para sahabat Nabi.
Hawari Rasulullah
Pada periode Madaniyah, Zubair senantiasa berperang bersama Rasulullah. Mulai Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, dan perang-perang lainnya. Pada Perang Khandaq, Rasulullah membutuhkan intelijen untuk menjalankan misi ke Bani Quraizhah.
“Siapa yang bersedia untuk memata-matai Bani Quraizhah?”
“Saya, wahai Rasulullah,” jawab Zubair bin Awwam.
Zubair segera memacu kudanya ke perkampungan Bani Quraizhah lalu kembali dengan membawa informasi yang Rasulullah butuhkan.
“Siapa yang bersedia untuk memata-matai Bani Quraizhah?” Kali berikutnya, Rasulullah kembali membutuhkan intelijen.
Lagi-lagi Zubair menjawab, “Saya, ya Rasulullah.”
Misi itu terulang tiga kali. Dan ketiga-tiganya dijalankan oleh Zubair. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap Nabi memiliki hawari, dan hawari-ku adalah Zubair bin Awwam.”
Baca juga: Maiyatullah
Arti Hawari Rasulullah
Hawari adalah pengikut setia atau sahabat setia. Al-Qur’an menyebut pengikut setia Nabi Isa ‘alaihis salam sebagai hawariyyun. Yakni dalam Surat Ali Imran ayat 52, Al-Maidah ayat 111-112, dan Ash-Shaf ayat 14.
فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (QS. Ali Imran: 52)
وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّينَ أَنْ آَمِنُوا بِي وَبِرَسُولِي قَالُوا آَمَنَّا وَاشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ
Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu).” (QS. Al-Maidah: 111)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ فَآَمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آَمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (QS. Ash-Shaf: 14)
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa hawariyyun itu beriman kepada Allah, setia dan patuh kepada Rasul-Nya, serta menjadi penolong agama-Nya. Karakter-karakter ini melekat pada diri Zubair bin Awwam. Maka tak heran jika dia mendapat julukan hawari Rasulullah dan mendapat jaminan surga. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]