Beranda Hadits Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi: Mana yang Lebih Shahih?

Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi: Mana yang Lebih Shahih?

0
sunan abu dawud dan sunan tirmidzi

Dalam ilmu hadits, kita mengenal istilah kutubus sittah. Yakni enam kitab hadits induk yang utama dan paling terpercaya. Para ulama sepakat bahwa urutan pertama dan kedua yang paling shahih adalah Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Lalu, yang ketiga Sunan Abu Dawud atau Sunan Tirmidzi?

Sunan Abu Dawud

Kitab ini disusun oleh Imam Abu Dawud yang memiliki nama lengkap Sulaiman bin Al-Asy’at bin Syidad bin Amr bin Imran. Lahir di Sijistan pada tahun 202 hijriah, Sulaiman tumbuh menjadi anak yang suka belajar. Sejak kecil ia belajar agama hingga hafal Al-Qur’an. Kepada ulama-ulama lokal, ia berguru berbagai disiplin ilmu hingga menghafal banyak hadits.

Pada usia 18 tahun ia memulai rihlah ilmiah ke berbagai negeri mulai Irak, Hijaz, Syam, hingga Mesir. Dari perjalanan mencari hadits itu ia memiliki banyak guru termasuk Imam Ahmad bin Hanbal dan hafal 500.000 hadits.

Dari 500.000 hadits tersebut kemudian ia seleksi dan terpilihlah 4.800 hadits yang ia cantumkan dalam kitabnya yang tak lain adalah Sunan Abu Dawud. Ia menyusun kitab hadits dalam berbagai bab fiqih sehingga disebut sunan.

Baca juga: Materi Tarbiyah

Sunan Tirmidzi

Kitab ini disusun oleh Imam Tirmidzi yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Ad-Dhahhak As-Sulami At-Timridzi. Lahir di Tirmidz pada 210 hijirah dalam keluarga yang cinta ilmu. At-Tirmidzi memiliki kecerdasan luar biasa dan kecintaan mendalam terhadap hadits.

Pada masa kecil hingga remaja, ia belajar kepada para ulama lokal. Ia hafal Al-Qur’an sejak kecil dan hafal banyak hadits.

Pada usia 20 tahun, ia memulai perjalanannya mencari hadits. Rihlah ilmiah ke Hijaz, irak, hingga Syam (Suriah). Berguru kepada banyak ulama di berbagai negeri terutama Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Abu Dawud.

Dari ratusan ribu hadits yang ia hafal, ia memilih 3.956 hadits yang ia bukukan dalam Al-Jami’. Ia namakan kitabnya Al-Jami’ karena tidak hanya berisi hadits-hadits hukum tetapi juga ada hadits tentang hal lain termasuk sejarah dan fadhilah. Namun, karena jumlah hadits-hadits hukum sangat dominan dan bab-bab yang tersusun berdasarkan bab fiqih, para ulama lebih mengenal kitabnya sebagai Sunan Tirmidzi.

Baca juga: Iman kepada Rasul

Lebih Shahih Mana Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi?

Para ulama sepakat bahwa kitab hadits paling shahih adalah Shahih Bukhari. Setelahnya adalah Shahih Muslim. Para ulama meyakini kedua kitab ini hanya memuat hadits-hadits shahih, tidak ada yang dhaif apalagi maudhu’.

Sedangkan Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi, keduanya tidak hanya memuat hadits shahih. Di dalam keduanya ada hadits dhaif. Lalu, mana yang lebih shahih antara Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi?

Imam Adz-Dzahabi, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, dan Imam As-Suyuthi berpendapat bahwa Sunan Abu Dawud lebih shahih daripada Sunan Tirmidzi.  Bahkan menurut mereka, Sunan An-Nasa’i berada di atas Sunan Tirmidzi. Jadi, Sunan Abu Dawud menempati peringkat ketiga, Sunan An-Nasa’i menempati peringkat keempat, baru Sunan Tirmidzi menempati peringkat kelima.

Menurut Prof. Khalid Al-Hazimi dan Dr. Mahmud Ath-Thahhan, Sunan Abu Dawud juga lebih shahih daripada Sunan Tirmidzi. Namun, menurut dua pakar hadits di abad modern ini, Sunan Tirmidzi lebih shahih daripada Sunan An-Nasa’i.

Sedangkan menurut Syekh Ibnu Utsaimin, Sunan Abu Dawud lebih shahih daripada Sunan Tirmidzi. Namun, Sunan An-Nasa’i lebih shahih daripada keduanya.

Jadi, mayoritas ulama menilai Sunan Abu Dawud lebih shahih daripada Sunan Tirmidzi. Namun, ada pula ulama yang berpendapat Sunan Tirmidzi lebih shahih daripada Sunan Abu Dawud. Misalnya adalah Syekh Nuruddin Attar.

urutan kitab hadits paling shahih

Menurut Doktor Atar, Sunan Tirmidzi lebih shahih daripada Sunan Abu Dawud karena syarat yang ditetapkan Imam Tirmidzi lebih ketat daripada syarat yang ditetapkan Imam Abu Dawud. Dan meskipun Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits dari para perawi dhaif, ia memperingatkan dan memberikan penjelasan. Berbeda dengan Imam Abu Dawud yang mendiamkan tanpa memberikan penjelasan.

Sedangkan menurut ulama lainnya yang menepatkan Sunan Abu Dawud di atas Sunan Tirmidzi, jumlah hadits dhaif dalam Sunan Tirmidzi lebih banyak daripada Sunan Abu Dawud. Bahkan, menurut Imam Suyuthi, Imam Tirmidzi meriwayatkan dari perawi yang kapasitasnya al-kadzdzaabin (pembohong) dan muttaham bi al-kidzb (tertuduh melakukan kebohongan). Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]