Surat Al-Baqarah Ayat 2 dan Artinya
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 2
Tafsir Al-Muyassar
Inilah kitab agung yang sebenar-benarnya; kitab yang kebenaran, keberkahan, dan kemukjizatannya tidak tertandingi oleh kitab apa pun. Tidak ada keraguan sedikit pun padanya. Bahkan, siapa pun harus yakin dengan seyakin-yakinnya terhadapnya.
la merupakan kitab penghapus segala kebingungan, kemusyrikan, dan kesamaran. Ia merupakan pedoman bagi orang yang menjadikannya sebagai petunjuk untuk menggapai kebaikan dunia dan akhirat: karena ia akan me nuntunnya ke jalan yang benar dan menjauhkannya dari kesesatan. Tidak ada yang dapat mengambil manfaat darinya kecuali orang-orang yang beriman terhadapnya. Mereka adalah orang-orang yang berusaha mendekati rahmat Allah dengan cara menaati-Nya dan menjauhi siksa-Nya dengan cara menghindari kemaksiatan terhadap-Nya.
Tafsir Jalalain
Kitab ini yakni yang dibaca oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak ada keraguan atau kebimbangan (padanya) bahwa ia benar-benar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek Kitab ini, sedangkan kata-kata isyarat ini dipakai sebagai penghormatan.
Menjadi petunjuk sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun bagi orang-orang yang bertakwa. Maksudnya, orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya menjadi takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka.
Tafsir Al-Wajiz
Inilah Al-Qur’an yang agung, yang tidak diragukan lagi bahwa ia (diturunkan) dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah petunjuk dan pembimbing menuju kebaikan. Al-Qur’an membimbing orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan mereka dengan menaati perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, meninggalkan kemaksiatan, kemudian mereka mengambil manfaat darinya. Itu adalah tiga gambaran tentang Al-Qur’an.
Tafsir As-Sa’di
Kitab itu yakni kitab suci yang agung ini dalam arti hakiki, yang mengandung hal-hal yang tidak dikandung oleh kitab-kitab terdahulu maupun sekarang berupa ilmu yang agung dan kebenaran yang nyata. Tidak ada keraguan padanya, dan juga tidak ada kebimbangan padanya dalam bentuk apa pun. Meniadakan keraguan dari kitab ini mengharuskan apa yang bertentangan dengannya, di mana hal yang bertentangan dengan hal itu adalah keyakinan, maka kitab ini mengandung ilmu keyakinan yang menghapus segala bentuk keraguan dan kebimbangan.
Ini merupakan suatu kaidah yang menunjukkan bahwa peniadaan di sini maksudnya adalah pujian yang harus melingkupi hal yang bertentangan dengannya yaitu kesempurnaan, karena peniadaan adalah suatu yang tidak ada, sedangkan hal yang tiada secara murni itu tidak ada pujian padanya.
Dan karena kitab suci ini mengandung keyakinan sedangkan hidayah itu tidaklah akan dapat diperoleh kecuali dengan keyakinan, maka Allah berfirman, “petunjuk (hidayah) bagi mereka yang bertakwa.” Hidayah itu adalah suatu yang memberikan hidayah dari kesesatan dan kesamaran, dan (sebaliknya) membimbing untuk menempuh jalan yang berguna.
Allah berfirman di sini, “petunjuk” dan tidak merinci bentuk petunjuknya. Dia tidak berfirman “petunjuk untuk kemaslahatan ini atau untuk kepentingan begini,” karena yang dimaksud adalah keumuman (mencakup semua maslahat dan kebaikan), dan bahwasanya ia adalah petunjuk untuk seluruh kemaslahatan kedua negeri (dunia dan akhirat). Ia adalah pembimbing bagi hamba dalam masalah-masalah ushul (pokok) dan masalah-masalah furu’ (cabang), pemberi penjelasan untuk kebenaran dari kebatilan, dan yang shahih dari yang lemah. Juga pemberi penjelasan bagi mereka tata cara menempuh jalan yang berguna bagi mereka di dunia dan akhirat mereka. Allah berfirman pada ayat yang lain, “petunjuk bagi manusia.” (Al-Baqarah: 185).
Ini juga umum mencakup semua (untuk seluruh manusia), sedangkan pada pembahasan ini dan yang selainnya adalah ”petunjuk bagi mereka yang bertakwa, ” karena sesungguhnya dalam hal itu sendiri telah bermakna petunjuk bagi seluruh manusia, sedangkan orang-orang yang celaka tidak memperhatikan hal itu dan mereka tidak menerima petunjuk Allah, maka dengan petunjuk ini, hujjah telah ditegakkan atas mereka, dan nereka tidak mengambil manfaat dengannya, dikarenakan mereka adalah orang-orang celaka.
Orang-orang yang bertakwa ialah orang-orang yang melakukan sebab yang terbesar demi memperoleh petunjuk yaitu ketakwaan, yang mana hakikatnya adalah menjalankan perkara yang dapat melindungi dari kemurkaan Allah dan azab-Nya dengan cara mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-laranganNya, lalu mereka mengambil petunjuk dengan itu dan mengambil manfaat darinya dengan sebenar-benarnya.
Maka orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang mengambil manfaat dengan ayat-ayat al-Qur’an dan ayat-ayat kauniyah, juga karena hidayah itu ada dua macam; hidayah penjelasan dan hidayah taufik. Maka orang-orang yang bertakwa mendapatkan kedua hidayah tersebut sedangkan selain dari mereka tidak mendapatkan hidayah taufik, karena hidayah penjelasan tanpa mendapat hidayah taufik untuk mengamalkannya bukan merupakan hidayah secara hakiki dan sempurna.
Kemudian Allah menggambarkan ciri orang-orang yang bertakwa tersebut, yaitu memiliki keyakinan-keyakinan dan amalan-amalan batin serta amalan-amalan lahir, karena ketakwaan memang mencakup semua itu.
< Sebelumnya | Surat | Berikutnya > |
Al Baqarah ayat 1 | Al Baqarah | Al Baqarah ayat 3 |